Apakah belum menikah adalah aib?
Hampir semua wanita menginginkan segera bertemu dengan jodohnya. BertemusBertemu dengan seseorang yang mencintainya, bertanggung jawab dan menikahinya. Saling mengasihi dan menyayangi, mengarungi rumah tangga bersama-sama. Memiliki anak, mendidik dan membesarkan bersama-sama serta memiliki kehidupan yang bahagia bersama keluarganya. Yaaa.. itulah impian hampir semua wanita.
Tapi jodoh adalah suatu hal yang rumit bagiku. Ketika apa yang aku harapkan dan apa yang aku rencanakan semuanya tidak berjalan dengan semestinya. Aku pikir pernikahan adalah suatu hal yang harus melibatkan banyak orang, melibatkan banyak hal tentang ekonomi, pekerjaan, latar belakang, fisik dll. Aku tidak bisa mencapainya ketika hanya aku saja yang berjuang. Ketika hati penuh dengan semangat berjuang, tapi keadaan yang memaksa untuk mundur. Apa yang harus dilakukan?
Aku ingin segera menikah. Tapi... Aku tidak bisa menikah sendirian, aku membutuhkan seseorang yang mau berjuang bersama. Ketika aku menemukan seseorang itu, masalah lain muncul. Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain harus menunda pernikahan.
Sungguh kami ingin segera menikah.
Ini adalah pilihanku untuk menunggunya, aku hanya berharap apa yang ia janjikan dapat ditepatinya. Aku harap ia mampu memegang janjinya dan membuktikannya.
Perjuangan ini cukup berat bagiku, tidak cukupkah semua ini?
Kenapa orang-orang nengolok-olokku? Kenapa mereka terasa menyenangkan apabila mengolok seseorang yang belum menikah?
"Sudah tua ko belum nikah-nikah".
"Kalau sudah tua nanti susah loh punya anak"
"Semakin tua nanti melahirkannya susah"
"Hanya kamu loh yang belum nikah"
"Kapan kamu nikah"
"Umur kamu berapa? Ko belum nikah"
"Cari yang kaya apa sih"
"Semakin tua susah jg loh cari pasangan"
...
Begitu mudahnya mereka mengatakan itu semua. Aku merasa terhina dan terasingkan. Apakah aku berbuat salah? Apakah dengan usia ini yang belum menikah adalah aib masyarakat? Apakah aku menyakiti mereka dengan belum menikah? Apakah mereka tidak tahu rasanya aku seperti ini?
Aku dalam posisi pasrah terhadap kehendak yang maha kuasa. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menunggu janjinya. Aku hanya berharap Allah selalu menberikan aku kekuatan dan kesabaran menghadapi ini semua.
Ya Tuhanku tiada daya dan kekuatan selain dari engkau.
Berilah aku kekuatan dan kesabaran untuk menjalani ini semua. Dunia ini fana, kesedihan ini fana dan kebahagiaan ini fana. Bantulah aku ya Allah untuk menerima keadaan ini, serta mengikhlaskan semua. Jika langkah yang aku ambil ini benar maka berilah aku selalu kesabaran, tapi jika ini salah ya Allah, tolong selamatkan lah aku dari jurang kekecewaan dan rasa sakit hati. Aku hanya tidak ingin mengecewakan dan menyakiti kedua orang tuaku. Aku tidak membuat mereka malu.
Jagalah hati kami untuk selalu bersabar terhadap kehendak engkau ya Allah. Jagalah dan lindungilah dia yang sedang berjuang untukku. Ridhoi setiap langkahnya dan lancarkan rizkinya.
Semoga kita dapat bersatu dalam akad pernikahan. Mengarungi rumah tangga bersama. Saling mengasihi dan menyayangi. Jadikanlah kami pasangan suami istri yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Berilah kami keturunan anak-anak yang Sholeh dan sholekah segera setelah kami menikah. Aamiin..aamiin..
Comments
Post a Comment