Kapan kita membutuhkan perhatian?

 Ada saatnya kita merasa lelah dengan semua masalah yang tengah kita hadapi. Bosan dengan keadaan yang tak kunjung berubah menjadi lebih baik. Seakan-akan takdir tengah menguji kita. Saat seperti itulah aku membutuhkan perhatian dan dukungan. 

Permasalahannya adalah siapa yang akan memberikanmu dukungan? Siapa yang selalu ada untuk memberikan perhatian kepadamu? Siapa yang selalu ada disisimu?

Jawabannya adalah zonk, tidak ada sama sekali. BagaimanarBagaimana dengan orang tua kita? Ya, orang tua selalu mendukung kita tapi saat mereka benar-benar tahu kondisi kita. Apakah kita mau selalu menceritakan keluh kesahnya pada mereka? Tidak. Orang tua juga punya waktu tertentu memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Mungkin saat kecil kita benar-benar diperhatikan lebih oleh kedua orang tua kita. Tapi saat kita dewasa, kita sendirilah yang kadang menutup diri kita pada orang tua kita. Tidak menceritakan masalah kita, malu untuk mengeluh, dan kadang kita justru tidak ingin orang tua terlalu kepo dengan urusan kita. Jadi orang tua punya batasan sendiri dalam memperhatikan masalah yang kita hadapi. Terutama saat kita sudah dewasa, maka orang tua sudah percaya pada kita untuk menyelesaikan semua masalah. Tetapi jika kita benar-benar terpukul oleh suatu keadaan dan mau berbagi kepada kedua orang tua, pasti mereka akan memberikan perhatian yang lebih dan berusaha mencari solusi dari permasalahan yang tengah kita hadapi. 

Kekasih atau teman hidup, bukankah mereka tempat kita berbagi masalah hidup? Kekasih mereka punya urusan sendiri. Menurutku justru kekasihlah yang sedikit memberikan perhatian kepada kita. Saat pertama kali kenalan, atau dalam masa pendekatan perhatian si dia begitu besar. Pagi memberikan kabar, siang, sore hingga malam selalu memberikan kabar dan perhatian. Tapi itu semua berubah seiring dengan waktu. Saat si dia sudah mendapatkan hati kita tidak ada lagi kebiasaan seperti dulu. Bukan berarti cintanya telah hilang mungkin karena si dia sudah yakin memiliki hati kita. Jadi tidak perlu lagi berjuang mendapatkannya. Mungkin seperti itu. Rasanya sebal, kesal, kecewa jika si dia berubah. Menghilangkan kebiasaan perhatiannya. Tapi lama kelamaan kita justru akan terbiasa dengan keadaan seperti itu. Jadi kekasih punya kesibukan sendiri, ia kadang tidak punya waktu untuk memberikan perhatian lebih kepada kita. So, kekasih pun kadang tidak tahu ada masalah yang tengah kita hadapi.

Bagaimana dengan sahabat? Seberapa besar kamu dekat dengan sahabat kamu? Apakah dia tahu semua masalah kamu? Apakah dia selalu ada di samping kamu? Atau apakah kamu selalu berbagi masalah dengan dia? Selalu berkeluh kesah dengannya? Tentu saja jawabannya tidak. Sedekat apapun kita dengan sahabat tidak mungkin kita akan selalu bercerita tentang masalah kita, keluh kesah kita, dan lain sebagainya. Mungkin ada saatnya kita berbagi masalah dengan sahabat pada masalah tertentu seperti hubungan percintaan. Tapi apakah masalah kecil seperti aku tidak punya uang,aku ingin beli tas, aku ingin..., Aku merasa kesal, dan lain sebagainya. Sahabat kita juga punya masalah sendiri, punya urusan sendiri, punya kepentingan sendiri. Jadi tidak selalu sahabat ada di samping kita. 

Intinya saat kita punya masalah, merasa bosan dan lain sebagainya. Siapa yang selalu memberikan semangat dan perhatian? Jawabannya adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Diri kita yang tahu segala masalah kita, maka berikanlah sugesti yang baik untuk diri kita sendiri. Motivasi dari dalam diri sendiri itu adalah yang paling penting. 

Keep semangat untuk kita semua 

Tetaplah berfikir positif

Semua akan baik-baik saja


#semangat

#motivasidiri

#positifthinking

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tegal Tobleg, unik dan menarik

Ciplukan Londo Enak Rasanya Banyak Manfaatnya

Trigonometri