Belajar dari kegagalan

 Entah sudah berapa kali aku mengalami kegagalan. Rasaya sudah sangat bosan dengan kegagalan yang aku terima. Ujian, gagal, ujian, gagal, ujian, gagal, begitu seterusnya entah sampai kapan.


Dari kegagalan tersebut aku mulai berfikir, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Apa yang kurang dengan diriku? Kenapa aku bisa gagal? Pertanyaan seperti itu terus saja muncul dan aku berusaha mencari jawabannya. Setelah berfikir keras akhirnya kutemukan beberapa jawaban atas pertanyaan itu, setidaknya jawaban itu bisa mengobati rasa sakit akan kegagalan. 


Pertama

Aku percaya akan Rizki yang tidak akan pernah tertukar. Yah, karena sekeras apapun kita berusaha jika bukan Rizki kita itu bukan menjadi hak kita. Dari pengalaman saya sendiri ketika saya tidak berharap akan pekerjaan itu, tetapi atas dorongan orang terdekat saya mengajukan lamaran. Justru pekerjaan tersebutlah yang diterima, tanpa tes, dan langsung kerja. Saya melihat dari beberapa teman juga seperti itu, mereka yang hanya menunggu saja justru mendapat pekerjaan yang tidak disangka-sangka. Jadi intinya jika itu adalah pekerjaan yang terbaik untuk kita dari Allah SWT maka alam semesta akan mendukung kita dengan cara memudahkan segala prosesnya. So, tidak usah berkecil hati jika mengalami kegagalan. Anggap saja itu bukan ladang yang harus kamu miliki. Percayalah kamu punya ladang sendiri. 

Kedua

Dari segi persiapan mungkin aku kurang. Aku kadang terlalu berfokus pada hal-hal yang kurang penting. Justru hal yang penting saya abaikan . Sebagai contoh saat wawancara. Seharusnya saya mempersiapkan resume berupa powerpoint untuk perkenalan diri, memaparkan apa saja kemampuan dan keahlian yang saya miliki. Menyiapkan semua itu sebaik mungkin dan berlatih berbicara yang lancar dan tegas. Tapi aku justru berfokus pada hal-hal kecil yang ternyata dilapangan tidak dipertanyakan. 

Ketiga

Demam panggung. Yah mungkin ini adalah musuh terbesar saya. Ketika semua sudah siap tapi mendadak gerigi dan lupa semua. Inilah demam panggung melandaku. Semua menjadi kacau akibat demam panggung. Aku menerima kegagalan itu karena memang saya salah. Saya tidak maksimal dalam menyelesaikan wawancara. 

Keempat

Saya tidak orang yang suka belajar hal-hal baru. Hal ini menyababkan saya tidak bisa fokus pada 1 hal. Pikiran saya bercabang-cabang yang menyebabkan saya tidak maksimal dalam ujian. 

Itulah beberapa pengalaman saya dalam beberapa kali ujian. Intinya ketika kita hendak melakukan wawancara persiapkan segalanya mulai dari.

1. Resume diri sendiri buat semenarik mungkin

2. Gunakan bahasa yang tegas dan keras

3. Belajar apa saja materi yang akan diujikan

4. Persiapkan semuanya

5. Tidak usah meminta bantuan orang lain agar bisa meloloskan karena itu percuma. 

Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. 

Aamiin..

Aamiin..

Aamiin..


Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tegal Tobleg, unik dan menarik

Ciplukan Londo Enak Rasanya Banyak Manfaatnya

Trigonometri